Jakarta, 3 Februari 2025 – Pasar properti di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2025, didorong oleh tren hunian ramah lingkungan dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor ini. Para pengembang mulai beradaptasi dengan permintaan pasar yang semakin mengutamakan aspek keberlanjutan dan efisiensi energi.
Menurut laporan dari Asosiasi Real Estat Indonesia (REI), terjadi peningkatan minat terhadap properti dengan konsep green building, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Konsumen kini lebih memilih hunian yang memiliki sistem pengelolaan air dan energi yang lebih efisien serta menggunakan material ramah lingkungan.
Selain itu, pemerintah juga turut andil dalam pertumbuhan sektor properti dengan memberikan berbagai insentif, seperti pembebasan pajak bagi pengembang yang menerapkan konsep berkelanjutan, serta kemudahan dalam perizinan pembangunan. Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan suku bunga rendah yang diberikan oleh bank-bank nasional juga menjadi faktor pendorong bagi masyarakat untuk berinvestasi di sektor properti.
Sejumlah proyek besar dijadwalkan rampung pada tahun 2025, termasuk pembangunan perumahan vertikal di pusat kota dan kawasan suburban yang terintegrasi dengan transportasi publik. Proyek ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal yang terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda dan pekerja urban.
Analis properti memprediksi bahwa harga properti akan mengalami kenaikan moderat seiring meningkatnya permintaan. Namun, mereka juga menekankan bahwa stabilitas ekonomi dan kebijakan moneter akan menjadi faktor penentu dalam menjaga keseimbangan pasar properti tahun ini.
Dengan adanya berbagai faktor pendukung tersebut, para pelaku industri properti optimis bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum pertumbuhan yang positif bagi sektor ini.
